BUKAN SEKEDAR PERINGATAN

Sekedar Papan Peringatan bahkan Azab
Foto : Yayan Henri Danisukmara

Ternyata tanggal 21 Februari lalu telah ditetapkan sebagai Hari Sampah Nasional, konon hal tersebut sebagai momentum dan pengingat dari tragedi longsoran di kampung Cilimus Cimahi.  Mudah mudahan dari peristiwa tersebut banyak hikmah yang dapat menjadi pelajaran bersama.  Seperti dikatakan bahwa sebaik baiknya manusia adalah mereka yang mau belajar dan memperbaiki kesalahannya. Semoga kita semua masuk dalam golongan tersebut.

Sejarah penetapan Hari Sampah Nasional dimulai pada tahun 2005, saat Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 38 Tahun 2005 tentang Penetapan Hari Peduli Sampah Nasional. Hari Peduli Sampah Nasional awalnya ditetapkan pada tanggal 21 Februari setiap tahunnya.

Pada tahun 2017, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menetapkan Hari Peduli Sampah Nasional menjadi Hari Sampah Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2017. Penetapan ini dimaksudkan untuk memperkuat peran masyarakat, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan dalam mengelola sampah secara berkelanjutan.

Bercerita tentang sampah, banyak yang mencaci nya sebagai hal yang menjijikan walaupun itu merupakan bagian dari hidup kita.  Oleh karenanya kebanyakan orang adalah ingin jauh dari yang namanya sampah.  Sehingga setiap orang berkeinginan untuk segera membuang sampah yang ada disekitar rumahnya.  Nah terkadang untuk menempatkan sampah pada tempat yang semestinya ini yang sering error, walhasil sampah akan muncul di sisi sisi jalan atau bahkan dilemparkan ke sungai.  Berarti merekan melakukannya dengan sengaja.  Karena kalau diperhatikan cukup jauh jarak rumah mereka dengan lokasi sampah yang terlihat liar tersebut.

Lebih jauh pemandangan tersebut kini telah juga bergeser ke daerah yang cenderung masih di pedesaan.  Jika itu terjadi masyarakat merespon bahwa banyak kendala di perkotaan, keterbatasan lahan, tidak punya rasa memiliki terhadap daerah tempat tinggalnya dan juga segi kepraktisan, dengan tidak banyak makan biaya lebih mudah membuang sampah sambil lewat. 

Terdapat beberapa faktor psikologis yang dapat menyebabkan orang cenderung membuang sampah sembarangan, di antaranya adalah:

Kurangnya kesadaran lingkungan: Orang yang tidak memiliki kesadaran lingkungan yang baik cenderung tidak memperhatikan dampak dari perilaku mereka terhadap lingkungan, termasuk membuang sampah sembarangan.

Persepsi terhadap risiko dan dampak: Orang yang tidak memahami risiko dan dampak dari perilaku membuang sampah sembarangan, atau merasa bahwa dampaknya tidak signifikan, cenderung tidak peduli terhadap lingkungan.

Norma sosial: Norma sosial yang ada di masyarakat, seperti ketidakpedulian terhadap lingkungan atau kebiasaan membuang sampah sembarangan, dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

 

Papan Peringatan dari Instansi Resmi dengan Ancaman Hukuman
Foto : Yayan Henri Danisukmara

Faktor ekonomi: Beberapa orang mungkin memilih untuk membuang sampah sembarangan karena alasan ekonomi, seperti tidak mampu membeli tempat sampah atau tidak ingin membayar biaya pengelolaan sampah.

Kemalasan dan kenyamanan: Beberapa orang mungkin memilih untuk membuang sampah sembarangan karena merasa lebih mudah dan nyaman daripada mencari tempat sampah yang tersedia.

Keterbatasan akses: Beberapa orang mungkin membuang sampah sembarangan karena tidak memiliki akses yang memadai ke tempat sampah yang tersedia.

Untuk mengatasi perilaku membuang sampah sembarangan, diperlukan pendekatan yang holistik yang melibatkan pengelolaan sampah yang baik, edukasi dan kampanye kesadaran lingkungan, serta pengawasan dan penegakan hukum yang ketat

Dari beberapa sungai besar yang masuk katagori tercemar di Indonesia, hal itu biasanya berkaitan dengan keadaan sungai yang melintasi daerah pemukiman dan juga berdekatan dengan lokasi Industri.  Sehingga masuknya sambah dan limbah itu memang karena aktivitas manusia yang berada di sekitar aliran sungai.  Seperti telah disebutkan di atas berkaitan dengan faktor faktor yang berpengaruh pada kualitas sungai, maka peran penting manusia adalah yang utama.  Keterbatasan akses, dan juga faktor ekonomi memang yang paling dianggap dominan, tetapi dari sisi manusianya  kemalasan atau kebiasaan dan sikap yang tidak peduli dari kita nya yang memang menjadi faktor penentu, dan semua itu harusnya diperkuat dengan pengenaan sanksi sehingga menjadi rem tangan untuk kendali tersebut.  



Komentar

  1. Semoga org2 semakin sadar bahwa membuang sampah sembarangan akan berdampak buruk bagi lingkungan.

    BalasHapus
  2. Yuk bisa yuk... jangan buang sampah sembarangan.

    BalasHapus

Posting Komentar