ADA SAMPAH DI SUNGAI

 

Spanduk Peringatan Jangan buang sampah ke Sungai
Foto : Sumber Yayan Henri Danisukmara

Sungai tempat mengalirnya air dari tempat yang lebih tinggi ke dataran yang lebih rendah, dengan berbagai nama dan besarannya. Seperti sungai, kali, parit, saluran dan lainnya tergantung penamaan di daerah dan besaran alirannya.  Tetapi dari itu semua ternyata saat ini mempunyai permasalahan yang sama yakni, semakin besarnya volume sampah yang masuk ke sungai.  Sering tampak dari berbagai berita visual penampakan sampah yang luarbiasa besarnya di saluran sungai seperti di Jakarta.  Banyak sumberdaya manusia, peralatan dan dana yang dialokasikan hanya untuk membersihkan dan mengangkat sampah dari sungai.  Karena hal tersebut menjadi bahan tudingan dengan kejadian banjir yang terjadi.  Banjir karena sampah menghambat aliran sungai.

Sampah yang hanyut dan dibersihkan dari sungai itu berasal dari sisa aktivitas manusia, berbagai macam sampah plastik dimana kita tahu sekarang hampir semua aktifitas berkaitan dengan plastik, kemasan makanan, berbagai kemasan alat mandi, berbagai macam plastik minuman kemasan.  Sampah lainnya berupa sampah rumah tangga non plastik, yang mengkhawatirkan saat ini seperti bekas popok bayi kemasan. Ditambah sampah organik sisa makanan dari rumah tangga, tetapi karena di kemas dan dibungkus plastik maka hal tersebut menyebabkan sampah tersebut mengambang di permukaan aliran air sementara belum tembus kedalam.

Komposisi sampah yang masuk ke Sungai bisa sangat bervariasi dan tergantung pada faktor-faktor seperti sumbernya, wilayah geografis, dan aktivitas manusia di sekitarnya. Namun, umumnya sampah yang masuk ke sungai tersebut terdiri dari berbagai jenis bahan, seperti:

1.       Plastik: seperti botol plastik, kantong plastik, gelas plastik, dan benda-benda plastik lainnya.

2.       Sampah organik: seperti sisa makanan, daun, ranting, dan bahan organik lainnya.

3.       Kertas: seperti kertas bekas, koran, majalah, dan lain-lain.

4.       Logam: seperti kaleng, besi tua, dan benda-benda logam lainnya.

5.       Kaca: seperti botol kaca, pecahan kaca, dan lain-lain.

Barang elektronik: seperti baterai, peralatan elektronik, dan komponen lainnya.

Sampah berbahaya: seperti bahan kimia berbahaya, limbah medis, dan benda-benda berbahaya lainnya.

Tetap terjadi walau ada larangan
Foto : Yayan Henri Danisukmara

Sampah-sampah tersebut dapat berasal dari rumah tangga, industri, atau aktivitas manusia lainnya di sekitar sungai. Namun, sampah plastik umumnya merupakan jenis sampah yang paling dominan dan paling sulit diuraikan di dalam lingkungan air, sehingga dapat berdampak serius terhadap kualitas air sungai dan lingkungan di sekitarnya

Padahal dari informasi yang kita tahu, bahwa sampah plastik itu terurai di alam memerlukan waktu yang begitu lama dari puluhan sampai ratusan tahun. Plastiksebagai bahan yang sulit diuraikan oleh lingkungan alami karena terbuat dari polimer sintetis yang sangat tahan lama. Oleh karena itu, umur sampah plastik yang berbeda-beda membutuhkan waktu yang berbeda-beda pula untuk terurai di alam terbuka. Berikut adalah perkiraan umur sampah plastik berdasarkan jenis plastiknya:

Botol air mineral PET (Polyethylene Terephthalate): Umur perkiraan 400 tahun.

Kantong belanja HDPE (High-Density Polyethylene): Umur perkiraan 20 tahun.

Botol minuman PVC (Polyvinyl Chloride): Umur perkiraan 100-1000 tahun.

Botol shampo, lotion, dan sabun LDPE (Low-Density Polyethylene): Umur perkiraan 20 tahun.

Bekas makanan, botol olahraga, dan mainan PP (Polypropylene): Umur perkiraan 30-40 tahun.

Tutup botol dan CD Polistirena (PS): Umur perkiraan 500 tahun.

Botol dan tas plastik PLA (Polylactic Acid): Umur perkiraan 100 tahun.

Namun, perlu dicatat bahwa meskipun perkiraan umur sampah plastik terurai yang di atas memberikan gambaran umum tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampah plastik untuk terurai, proses penguraian bisa sangat berbeda tergantung pada kondisi lingkungan di sekitarnya. Misalnya, jika sampah plastik berada dalam kondisi kering, maka proses penguraiannya akan lebih lambat daripada jika berada di lingkungan yang lembap atau memiliki sirkulasi udara yang baik.

 Demikian mengerikannya dampak dari sampah plastik yang ada, tetapi kenyataannya sungai kita masih juga belum aman dari ancaman sampah utamanya sampah plastik.  Lalu kenapa masih saja terjadi adanya orang yang masih tega dengan membuang sampah ke sungai.

Orang cenderung membuang sampah ke sungai karena beberapa alasan, di antaranya:

1.       Kurangnya fasilitas dan tempat pembuangan sampah yang memadai: di beberapa wilayah, mungkin tidak ada tempat sampah yang dekat dan mudah diakses. Hal ini dapat membuat orang cenderung membuang sampah di tempat-tempat yang tidak semestinya, termasuk ke dalam sungai.

2.       Kurangnya kesadaran dan edukasi: beberapa orang mungkin tidak menyadari bahaya dan dampak negatif dari membuang sampah ke sungai, serta bagaimana cara membuang sampah dengan benar. Kurangnya edukasi dan kesadaran lingkungan juga dapat membuat orang kurang peduli terhadap lingkungan dan tempat tinggalnya.

3.       Kemiskinan dan kondisi sosial-ekonomi yang rendah: di beberapa wilayah, kemiskinan dan kondisi sosial-ekonomi yang rendah dapat mempengaruhi perilaku manusia terhadap lingkungan. Orang mungkin tidak mampu membeli atau memperoleh akses ke fasilitas yang memadai untuk membuang sampah, atau mungkin terpaksa membuang sampah di tempat-tempat yang tidak semestinya karena kebutuhan ekonomi atau keterbatasan akses ke fasilitas dan tempat pembuangan sampah yang layak.

4.       Kebiasaan yang sulit diubah: kadang-kadang, orang mungkin terbiasa membuang sampah ke sungai atau tempat-tempat yang tidak semestinya karena kebiasaan yang telah terbentuk sejak lama. Kebiasaan tersebut mungkin sulit diubah tanpa upaya yang konsisten dan kesadaran yang tinggi tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Kondisi ini sangat merugikan lingkungan, terutama sungai, dan dampaknya dapat dirasakan jangka panjang bagi masyarakat sekitar dan makhluk hidup di dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan semua pihak yang terkait untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, menyediakan fasilitas dan tempat pembuangan sampah yang memadai, dan mengubah perilaku manusia terhadap lingkungan agar lebih bertanggung jawab.

Edukasi, sosialisasi serta komunikasi dan Informasi wajib dilakukan untuk berupaya memperkecil masuknya sampah ke sungai. Tengok sekitar kita dan sampaikan untuk bersama sama tidak membuang sampah ke sungai. (Yayan Henri Danisukmara)

Komentar

  1. Sedihhh... rasanya klo sungai2 yg indah terlihat ada nya sampah berserakan.

    BalasHapus
  2. STOP!!! buang sampah di sungai. Mari kita sama2 sadar diri untuk tidak mencemari sungai dgn sampah.

    BalasHapus

Posting Komentar