ADA SAMPAH DI SUNGAI
Sungai
tempat mengalirnya air dari tempat yang lebih tinggi ke dataran yang lebih
rendah, dengan berbagai nama dan besarannya. Seperti sungai, kali, parit,
saluran dan lainnya tergantung penamaan di daerah dan besaran alirannya. Tetapi dari itu semua ternyata saat ini
mempunyai permasalahan yang sama yakni, semakin besarnya volume sampah yang
masuk ke sungai. Sering tampak dari
berbagai berita visual penampakan sampah yang luarbiasa besarnya di saluran
sungai seperti di Jakarta. Banyak sumberdaya
manusia, peralatan dan dana yang dialokasikan hanya untuk membersihkan dan
mengangkat sampah dari sungai. Karena
hal tersebut menjadi bahan tudingan dengan kejadian banjir yang terjadi. Banjir karena sampah menghambat aliran
sungai.
Sampah yang
hanyut dan dibersihkan dari sungai itu berasal dari sisa aktivitas manusia,
berbagai macam sampah plastik dimana kita tahu sekarang hampir semua aktifitas
berkaitan dengan plastik, kemasan makanan, berbagai kemasan alat mandi,
berbagai macam plastik minuman kemasan.
Sampah lainnya berupa sampah rumah tangga non plastik, yang mengkhawatirkan
saat ini seperti bekas popok bayi kemasan. Ditambah sampah organik sisa makanan
dari rumah tangga, tetapi karena di kemas dan dibungkus plastik maka hal
tersebut menyebabkan sampah tersebut mengambang di permukaan aliran air
sementara belum tembus kedalam.
Komposisi
sampah yang masuk ke Sungai bisa sangat bervariasi dan tergantung pada
faktor-faktor seperti sumbernya, wilayah geografis, dan aktivitas manusia di
sekitarnya. Namun, umumnya sampah yang masuk ke sungai tersebut terdiri dari
berbagai jenis bahan, seperti:
1. Plastik: seperti botol plastik,
kantong plastik, gelas plastik, dan benda-benda plastik lainnya.
2. Sampah organik: seperti sisa
makanan, daun, ranting, dan bahan organik lainnya.
3. Kertas: seperti kertas bekas, koran,
majalah, dan lain-lain.
4. Logam: seperti kaleng, besi tua, dan
benda-benda logam lainnya.
5. Kaca: seperti botol kaca, pecahan
kaca, dan lain-lain.
Barang
elektronik: seperti baterai, peralatan elektronik, dan komponen lainnya.
Sampah
berbahaya: seperti bahan kimia berbahaya, limbah medis, dan benda-benda
berbahaya lainnya.
Sampah-sampah tersebut dapat berasal dari rumah tangga, industri, atau aktivitas manusia lainnya di sekitar sungai. Namun, sampah plastik umumnya merupakan jenis sampah yang paling dominan dan paling sulit diuraikan di dalam lingkungan air, sehingga dapat berdampak serius terhadap kualitas air sungai dan lingkungan di sekitarnya
Padahal
dari informasi yang kita tahu, bahwa sampah plastik itu terurai di alam
memerlukan waktu yang begitu lama dari puluhan sampai ratusan tahun. Plastiksebagai
bahan yang sulit diuraikan oleh lingkungan alami karena terbuat dari polimer
sintetis yang sangat tahan lama. Oleh karena itu, umur sampah plastik yang
berbeda-beda membutuhkan waktu yang berbeda-beda pula untuk terurai di alam
terbuka. Berikut adalah perkiraan umur sampah plastik berdasarkan jenis plastiknya:
Botol air
mineral PET (Polyethylene Terephthalate): Umur perkiraan 400 tahun.
Kantong
belanja HDPE (High-Density Polyethylene): Umur perkiraan 20 tahun.
Botol
minuman PVC (Polyvinyl Chloride): Umur perkiraan 100-1000 tahun.
Botol
shampo, lotion, dan sabun LDPE (Low-Density Polyethylene): Umur perkiraan 20
tahun.
Bekas
makanan, botol olahraga, dan mainan PP (Polypropylene): Umur perkiraan 30-40
tahun.
Tutup botol
dan CD Polistirena (PS): Umur perkiraan 500 tahun.
Botol dan
tas plastik PLA (Polylactic Acid): Umur perkiraan 100 tahun.
Namun,
perlu dicatat bahwa meskipun perkiraan umur sampah plastik terurai yang di atas
memberikan gambaran umum tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampah
plastik untuk terurai, proses penguraian bisa sangat berbeda tergantung pada
kondisi lingkungan di sekitarnya. Misalnya, jika sampah plastik berada dalam
kondisi kering, maka proses penguraiannya akan lebih lambat daripada jika
berada di lingkungan yang lembap atau memiliki sirkulasi udara yang baik.
Demikian mengerikannya dampak dari sampah
plastik yang ada, tetapi kenyataannya sungai kita masih juga belum aman dari
ancaman sampah utamanya sampah plastik.
Lalu kenapa masih saja terjadi adanya orang yang masih tega dengan
membuang sampah ke sungai.
Orang
cenderung membuang sampah ke sungai karena beberapa alasan, di antaranya:
1. Kurangnya fasilitas dan tempat
pembuangan sampah yang memadai: di beberapa wilayah, mungkin tidak ada tempat
sampah yang dekat dan mudah diakses. Hal ini dapat membuat orang cenderung
membuang sampah di tempat-tempat yang tidak semestinya, termasuk ke dalam
sungai.
2. Kurangnya kesadaran dan edukasi:
beberapa orang mungkin tidak menyadari bahaya dan dampak negatif dari membuang
sampah ke sungai, serta bagaimana cara membuang sampah dengan benar. Kurangnya
edukasi dan kesadaran lingkungan juga dapat membuat orang kurang peduli
terhadap lingkungan dan tempat tinggalnya.
3. Kemiskinan dan kondisi
sosial-ekonomi yang rendah: di beberapa wilayah, kemiskinan dan kondisi
sosial-ekonomi yang rendah dapat mempengaruhi perilaku manusia terhadap
lingkungan. Orang mungkin tidak mampu membeli atau memperoleh akses ke
fasilitas yang memadai untuk membuang sampah, atau mungkin terpaksa membuang
sampah di tempat-tempat yang tidak semestinya karena kebutuhan ekonomi atau
keterbatasan akses ke fasilitas dan tempat pembuangan sampah yang layak.
4. Kebiasaan yang sulit diubah:
kadang-kadang, orang mungkin terbiasa membuang sampah ke sungai atau
tempat-tempat yang tidak semestinya karena kebiasaan yang telah terbentuk sejak
lama. Kebiasaan tersebut mungkin sulit diubah tanpa upaya yang konsisten dan
kesadaran yang tinggi tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Kondisi ini
sangat merugikan lingkungan, terutama sungai, dan dampaknya dapat dirasakan
jangka panjang bagi masyarakat sekitar dan makhluk hidup di dalamnya. Oleh
karena itu, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan semua
pihak yang terkait untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, menyediakan
fasilitas dan tempat pembuangan sampah yang memadai, dan mengubah perilaku
manusia terhadap lingkungan agar lebih bertanggung jawab.
Edukasi, sosialisasi
serta komunikasi dan Informasi wajib dilakukan untuk berupaya memperkecil
masuknya sampah ke sungai. Tengok sekitar kita dan sampaikan untuk bersama sama
tidak membuang sampah ke sungai. (Yayan Henri Danisukmara)
Sedihhh... rasanya klo sungai2 yg indah terlihat ada nya sampah berserakan.
BalasHapusSTOP!!! buang sampah di sungai. Mari kita sama2 sadar diri untuk tidak mencemari sungai dgn sampah.
BalasHapus