DODGE, Siapakah yang tahu?

DODGE

Oleh : Yayan Henri Danisukmara


Tidak tahu berapa persen anak jaman now yang tahu dengan Dodge. Kata itu berulang kali terucap dari mulut seorang lelaki tua, penjual bubur di pinggir jalan. Di sisi jalan, emper dari sebuah bangunan toko penjual bahan bangunan. Memang toko tersebut belum buka, karena memang masih terhitung pagi, hari itu Minggu jadi kelihatannya belum banyak aktivitas lalu lalang kendaraan.

"Bade nyarap Den" dia membuka pembicaraan sebagai awal tawarannya. "Iya mang" jawabku. "Mau makan di sini" kembali aku jawab "iya". Aku sedang menyelesaikan subuah tulisan yang akan segera di posting, khawatir terbang rangkaian kata yang sudah menari-nari di kepalaku. "Oh, siap emang siapkan dulu minumnya yah" seperti berbicara sendiri, kemudian menyodorkan kehadapanku, tidak ada meja di situ hanya sebuah bangku panjang yang agak lebar di bagian dudukannya. Kembali dia bertanya tentang apa yang mau dan tidaknya untuk semangkok buburnya. Akupun menjawab "siap mang komplit ajah".

Akhirnya buburpun tersedia, sementara aku masih menyelesaikan tulisan. Sedang meningkat pada konflik di isi tulisan tersebut. Belum tersentuh semangkok bubur itu, yang terlihat mengepul karena panas. Kutarik nafas agak dalam, sementara tak sanggup lagi meneruskan konflik yang ada di tulisan itu. Ya, sedikit banyak karena banyak pertanyaan dari si mamang penjual bubur. Sebelumnya dikira namanya Sulam, karena memang tertera di kaca gerobak dorongnya.

Sambil menikmati bubur, si mamang bertanya tentang asalku, dijawab kalau berasal dari Kuningan, dan sedang berada di situ karena keperluan terapi. Oh, dari Kuningan, mamang juga pernah ke Kuningan ya dulu sewaktu maen bola. Wah, pokok nya mah dia bercerita tim dari desanya itu disegani dan kerap juara sehingga sering diundang keluar daerah,Tarkam kalau sekarang dikenalnya.

Ke Kuningan dimana mang? kataku menimpali, biar tidak terlalu kaku. " Ah, ga tahu ya dimananya mah" pokok nya mah di Kuningan da di sisi jalan besar. Kemudian dia bercerita kalau berangkatnya itu pakai Dodge, da belum ada Colt Diesel seperti sekarang. Pokoknya mah kemana mana pakai Dodge, ke Sukabumi, ke Sumedang, ke Legok. Dia lancar bercerita seolah olah itu baru terjadi, dengan logat sunda yang kental.

Padahal, kalau kita tahu Dodge adalah merk mobil Truk produksi Amerika. Saat itu produksi Amerika yang ada, Jepang belum muncul. Ada juga merk lain seperti Tames. Kita latah menyebut merk sebagai kendaraan. Nah baru tahu kan Dodge itu merk Mobil.

Kebayang bapak itu usia berapa, merk merk itu beredar ditahun 70an. Tahun 80an sudah mulai jarang, aku masih melihat dan menyaksikan Tames. Tidak berani menanyakan usia dia saat ini. Yang pasti di atas 70 tahun, usia yang cukup renta untuk mendorong gerobak dagangnya. "Wah, kemarin mah repot, berapa kali geser, karena hujan" katanya menceritakan karena memang sedang musim hujan, dan lapaknya memang tidak bertenda.

Karena selalu bercerita, berkisah yang pasti adalah berkaitan dengan perjalanannya ke setiap daerah, sesuai dengan konsumen yang hadirnya. "Iyah kemarin juga ada yang dari Garut, sama sarapannya di sini, dua minggu mereka di sini suami istri baru kemarin pulang" tambah ceritanya.

Wah, salut bapak ini, kalau muda cocok jadi Marketing karena bisa menceritakan Dodge dengan ekspresi, tidak ada yang lain selain Dodge. Kemudian yang pasti karena dia selalu bercerita tak terlihat nampak usia tua nya, walau kurusnya tidak dapat disembunyikan. Dengan bercerita tampaknya bisa awet muda, karena otak kita terlatih terus untuk mengurai memori.

Bahagia selalu mang Ato, setelah aku tahu namanya, karena ditanya darimana. Jawabku sarapan bubur di depan toko bangunan. Ohh, buburnya mang Ato. Nah, hebat memang marketingnya, dia pake nama Sulam mungkin ambil dari Tukang Bubur naik haji, yang bernama Sulam. Sinetron yang terkenal itu.


Ranca Ekek, 04 Mei 2025

#dodge #buburayam #maenbola #pedulilingkungan

Komentar