Tahu Sumedang dilindas Cisumdawu
Jalan Bebas
Hambatan yang menghubungkan Bandung Cirebon melalui poros Cileunyi Sumedang
Dawuan (Cisumdawu), hampir mencapai 20 tahun hingga baru dapat terwujud. Liku
liku projek tersebut seperti menggambarkan terlalu banyak tanjakan atau kelokan
di Cadas Pangeran, begitupun ratusan tahun ke belakang ketika kolonial Belanda
hendak mewujudkan jalan yang menghubungkan Bandung Sumedang ini, harus banyak
mengorbankan rakyat dalam kerja paksa Rodi untuk menuntaskan misi tersebut.
Begitu juga
dalam mewujudkan mimpi memangkas waktu tempuh perjalanan dari Cirebon ke
Bandung via Sumedang ini yang berkisar 4 jam, perlahan kini mulai terasa dengan
telah dibukanya sebagian ruas Cisumdawu.
Titik titik perjalanan Cirebon Bandung yang sering tersendat adalah di
Nyalindung, karena adanya beberapa tanjakan yang dirasa cukup ekstrem utamanya
bagi kendaraan berbobot berat seperti Truk, sehingga hal tersebut menciptakan
antrean yang mengular untuk dapat mendahuluinya. Belum lagi karena kondisi tanah
di daerah perbukitan yang cenderung labil, menyebabkan sering terjadi longsor. Maka tatkala adanya perbaikan sudah barang
tentu mengakibatkan tersendatnya arus lalu lintas yang harus sabar menunggu
antrean untuk melaluinya. Kondisi terakhir adalah adanya longsoran di daerah
Cireki, yang kini sudah selesai diperbaiki. Dimana sebelumnya titik tersebut
merupakan titik projek berulang, karena seringnya terjadi longsoran walau sudah
selesai diperbaiki. Kini dengan kontruksi semacam jembatan, titik tersebut telah
menjadi aman untuk kendaraan yang memang posisi jalannya tersebut di sisi
sungai besar Cipeles.
Cisumdawu
yang dirancang sejak tahun 2005, panjang jalan tol tersebut sekitar 60 Km yang
terbagi atas 6 seksi dari Cileunyi
hingga Kerta Jati. Diawal tahun 2023
bulan januari telah dibuka kembali Ruas tol hingga Pintu keluar Cimalaka.
Dimana sebelumnya dengan selesainya koneksi di Cileunyi, telah dibuka ruas tol
dari Cileunyi hingga Pamulihan. Jika kita keluar pintu tol Pamulihan maka hal
tersebut dapat menghindari titik macet di Cileunyi, Jatinangor hingga
Tanjungsari. Dari ketiga titik ini saja kita bisa memangkas waktu tempuh
sekitar 45 menit. Kemudian kini telah
dibuka hingga pintu tol Cimalaka, maka hal tersebut kembali dapat menghidari
titik titik rawan tersendat di Cadas pangeran dan Sumedang kota. Dengan demikian dari Cileunyi hingga Cimalaka
kini dapat ditempuh sekitar 45 menit, jauh sekali jika kita melalui jalan
nasional itu akan dicapai sekitar 2 jam.
Perjalanan
yang dapat lebih singkat tentu sangat dinantikan oleh pengguna jalan, demikian
pula perjalanan dari bandung menuju ke Cirebon.
Apalagi Cisumdawu itu memiliki nilai strategis lebih karena akan menjadi
penopang utama menuju akses Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di
Kertajati. Saat ini Bandara Kertajati
belum menunjukan aktivitas yang normal, pertama karena sejak dibuka telah
langsung mendapat ujian dengan adanya masa pandemi sehingga total 2 tahun
Bandara tersebut mati suri. Kini setelah Pandemi berlalu, masih terdapat
kendala dimana akses menuju Bandara setidaknya dari Bandung belummaksimal.
Sehingga calon penumpang masih memilih berangkat melalui Bandara Soekarno
Hatta, karena waktu tempuh yang lebih baik dan kesediaan jadual penerbangan
yang lebih banyak pilihan.
Cisumdawu
yang dirindu, untuk mewujudkannya pun perlu jalan berliku, banyak kendala dan
tantangannya walau kita masyarakat tidak tahu persis adanya dimana. Tetapi secara perlahan kini sudah terbukti,
bertahap sudah tiga seksi dapat dilalui.
Dari informasi yang diterima target selesai hingga tersambung dengan
Cipali dan dapat dilalui itu sekitar bulan Juni 2023. Menurut informasi yang didapat juga, nanti
akan ada rest area yang berfungsi sebagai tempat istirahat, sekaligus wisata
dan tersedia pula wisata belanja dengan akan dibangunnya rest area yang akan
menghabiskan areal sekitar 15 hektar, dan rencananya rest area dari kedua sisi
tersebut akan terhubung melalui koridor yang melintasi ruas jalan tol. Cisumdawu menjanjikan pemandangan yang indah,
dan akan ditambah lagi dengan berbagai fasilitas yang akan memanjakan para
pengguna jalan tentunya itu akan menjadi spot tujuan wisata sehingga dapat
meningkatkan perekonomian daerah.
Tentang
peningkatan ekonomi daerah tentunya tidak lepas dari kewajiban meningkatnya
ekonomi masyarakat sekitar yang dilalui projek jalan tol tersebut. Penempatan para UKM milik masyarakat kecil,
wajib mendapat tempat di rest area yang bakal dibangun nantinya. Seperti kita tahu, Sumedang dengan tahu
Sumedangnya telah menjadi ikon yang cukup menopang ekonomi masyarakat
Sumedang. Dengan terbukanya jalan tol,
setidaknya telah berkurang jumlah kendaraan yang lewat di Sumedang Kota tentu
hal ini akan berimbas pada menurunnya pendapatan setidaknya para penjual Tahu
Sumedang, termasuk industri kuliner seperti rumah makan. Oleh karenanya perlu adanya solusi bersama
bagaimana supaya Cisumdawu yang dirindu itu terwujud tetapi penjual tahu pun
masih bisa bertahan.
Jangan
sampai kata Tetua pini sepuh dahulu yang pernah menyampaikan perihal kondisi tiga kota yakni Bandung, Sumedang dan Majalengka dalam kawih Bandung heurin ku
tantung, Sumedang ngarangrangan, Majalengka Sugih Mukti. Apakah Cisumdawu menjawab kawih tersebut?
Menarik sekali ini Cisumdawu, semoga segera launching!
BalasHapusToll cisamdawu mempersingkat waktu tempuh yg mau jalan2 ke bandung. Semoga cepet rampung sampe kertajati.
BalasHapusMenurut Informasi dari Kementrian PUPR akan dikejar dan rampung akhir Februari, sepertinya target dapat dipergunakan saat mudik 2023 ini
HapusAamiin... semoga segera terealisasi
BalasHapus