Merokok or Not

Catatan Perjalanan
Kami bersaudara para perokok Indonesia (tidak berupaya kampanye untuk merokok)
Kamis, 28 Oktober 2021 awal perjalanan saya menuju luar pulau Jawa. Sebelumnya sekitar bulan Juli perjalanan ke arah Barat Indonesia ke daratan Sumatra, Batam dan Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Kali ini perjalanan ke arah Timur. Ujung Timur Imdonesia ke Papua, konon Pulau di Timur Indonesia tersebut pulau dengan kekayaan alam yang melimpah. Suatu yang patut disyukuri kita sebagai bangsa Indonesia.

Papua, baru saja selesai menyelenggarakan pesta olahraga terbesar di Nusantara ya PON XX Papua tahun 2021, dua minggu kebelakang telah selesai digelar dan Provinsi Jawa Barat masih dapat mempertahankan supremsi olah raga Nasional sebagai Juara umumnya.  Di tengah susana pandemi Corona 19 penyelenggaran tersebut sukses luar biasa. Semua kecemasan kekhawatiran di awal tidak terbukti. Keamanan tidak terdengar adanya gangguan berarti, menandakan damai adalah lebih indah dan membawa kenangan bagi semua tamu yang hadir.

Pukul 21.00 sudah tiba di bandara, perjalanan dari Bandung hampir tanpa hambatan walau tadi di pertengahan tol Purbaleunyi hujan turun memaksa kendaraan berjalan dengan perlahan. Sekitar 2,5 jam waktu yang ditempuh setelah melewati Jalan tol layang Syeh Muhamad bin Zayed memasuki tol kota juga lancar jaya. Setelah chek in untuk memasukan barang ke bagasi, kami mencari tempat makan karena tadi tidak sempat mampir di rest area, karena kekhawatiran terjadi kemacetan.

Satu hal yang menjadi kegelisahan bagi yang merokok, area di dalam bandara haram bagi penyuka asap tersebut. Akhirnya kami cari tempat smoking area dan adanya di luar, ada ruang berupa kotak kecil sekitar berukuran 2 x 5 meter, di awal pas turun dari kendaraan dikira tempat tersebut sebagai tempat untuk pemeriksaan kesehatan. Ternyata, di situ kami merasa Indonesia dan merasa bersaudara dipersatukan oleh asap rokok. Terdengar bincang dalam berbagai dialek dan logat bahasa daerah yang berbeda. Dari mereka tampak, ada yang berpakaian rapi sepertinya bertugas di bandara, ada juga yang berpenampilan sangat santai dan seadanya nampaknya mereka para pekerja yang akan kembali ke tempat kerja, ada pula yang tampil perlente dengan tentengan tas yang berkelas. Di situ bercampur baur, hanya karena hal yang sama yakni asap rokok. Kita tidak bawa korek dan meminta api pada mereka maka akan didapat hormat penuh takzim, mungkin dia ingat juga pernah mengalami hal serupa, dan betapa merananya pegang rokok yang belum tersulu. Ya pengalaman sebagai sesama penghisap rokok.

Indonesia, dalam damai kami bersyukur dapat melalui kehidupan ini yang lesehan di bawah, yang duduk di kursi ketika kita sama satu tujuan maka kedamaian itu tercipta. Semoga damai selalu Indonesia, dan salam salut saya bagi mereka yang sering dipelesetkan sebagai ahli hisapb, mereka adalah termasuk penopang ekonomi Indonesia. Bukan membela yah, kalo memang dilarang banyak yang bertanya kenapa pabriknya diijinkan. Seperti kebijakan saat ini para perokok semakin tidak mendapat tempat, semua tempat berlomba untuk semakin meningkatkan area non smokingnya. Seperti kejadian saat ini, kami berkumpul dalam kotak penjara pembeda untuk para penikmat rokok.

Ingat selalu pesan pemerintah pada kemasan rokok anda.

Bandara Soekarno Hatta, Kamis 28 Oktober 2021 Terminal 3 Garuda Indonesia

Komentar