Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi hati

Ibu

Gambar
Ibu hari itu aku mengganggu mu Kala kau sibuk siapkan sesuatu Aku membisu hanya termangu Karena aku tak bisa ikat kan tali sepatu Ibu hari itu aku menggoda Kala kau terlelap karena berjaga Aku gerah merengek manja Kau kipaskan aku hingga terlelap bahagia Ibu hari itu aku terlalu Abaikan kan engkau yang minta aku turut Aku kejam menolak tidak mengaku Kau pergi tinggalkan aku dengan hati pilu Ibu hari itu aku merasa Kau tetap penuh cinta padahal aku tlah dewasa Kala aku terbaring tak berdaya Sampaikan kata sudah saatnya aku bahagia Ibu kini kau telah tiada Jasadmu telah berada di alam baka Tapi wajah dan katamu tetap menjaga Harapkan aku tetap bahagia Ibu Maafkan aku Kala antar doa dalam kalbu Dalam dekapan mu yang ku rindu Ibu.... Cipanas, 22 Desember 2021

Bahagia Syukur

Gambar
Ada seribu tanya mengapa Terserak menghampar di beranda dada Tampak kilau cahaya bahagia Hanya saja di ujung fatamorgana Bertanya pada malam Diam menghantarkan kelam Tak sanggup diri mengaku Akhirnya terpaku hanya membisu Bertanya pula pada siang yang benderang Dalam bising riang hanya sampaikan gamang Tak sanggup diri terima Akhirnya tertatih mengeja makna Bertanya pada pemilik malam dan siang Yang selalu rindukan beradu pandang Mengapa Jauh jalan kau cari Bahagia ada di hati kala kau berbagi Dalam gumpalan segemgaman tangan Tersimpan segala rajutan kehidupan Kepada Nya kita harus tersungkur Pasrah iklaskan yang lalu dalam penuh syukur Palace Hotel Cipanas, 21 Desember 2021

Pantun Bebas rasa Cinta

Gambar
Jalan ke Cipanas lewat Cianjur Kalo dingin cari ketan bakar Hidup gelisah jangan terlanjur Dinginkan hati tidak biasakan makar Sungguh Indah pemandangan gunung Berselimut kabut merendah dikulum Jangan gelisah dan biarkan hati murung Buang takut biasakan sedekah senyum Indah permai pemandangan lewat jendela Terhampar hijau jauh seperti permadani Hati damai berpantang tuk berbuat cela Agar tidak mengacau dan pandai jaga diri Palace Hotel Cipanas, 21 Desember 2021

REMBULAN PAGI DALAM BINGKAI JENDELA

Gambar
Terawang sepuh emasmu tenteram Teringat kembali kata dengan-mu bulan Ketika jemari bertaut menggemgam Kalau hati rindu dendam ajukan pandang Tapi tidak untuk saat ini Kala dingin masih menghujam Tidak juga kau sampaikan diri Kepada bulan tuk berikan salam Apakah rembulan berubah wajah Hingga di seberang jendela tiada elok akan kah hari kembali gundah Kemana berjalan untuk hari esok Rembulan pagi Bingkai jendela Dingin yang sepi Menunggu terjaga Bandung, medio Mei 2005

LEMBAYUNG DI ATAS SABUGA

Gambar
Sore ini, seperti sore kemarin Jalanan Bandung tak juga dingin Angkuh dalam diam yang tak biasa Melecut gerak helaan manusia Terawang pikir dalam ombak kehidupan Menjemput siapapun dalam lamunan Barisan asa menyergap dalam dekapan Menunggu waktu terkepal genggaman Hari berlari demi satu harapan Diam menjadi arti tertinggal Kemana harus menyusur tegalan Lembayung di atas Sabuga ... Lembayung di atas Sabuga Keindahan yang tidak terkira Seperti sore itu tengadah raga Ya Tuhan ... Mengapa .. Kehidupan Taman Sari mulai sepi Burung ke sarang hilangkan penat diri Lampu malam telah menggantikan Begitulah kehidupan harus berjalan Sore ini kembali kutelusuri Bongkah dan karat kehidupan Menuju titik yang tidak kumengerti Sampai kapan deraian air tak berhujan Lembayung di atas Sabuga Damai indahmu mematri diriku ... Bandung, Awal Mei 2005